Perjalanan ke Situ Lembang Bandung. Kesegaran yang barusan dirasa mendadak saja pupus. Bagaimanakah tak, satu tangga tanah yang cuma dibatasi oleh bilah-bilah bambu juga sebagai pijakan terpampang di depan mata. Nanjak pisan! Inilah ‘tanjakan neraka’ yang tadi sudah dijelaskan. Beragam pesepeda segera terbuktigul sepedanya, beragam mendorongnya termasuk sosok itu, dan beragam lagi menyerah lantas meminta tolong warga setempat untuk terbuktigulnya. Cukup jauh dan buat ngos-ngosan. Selesai napas lega dengan beristirahat, trek selanjutnya yaitu jalan setapak diantara rimba, sampai pada akhirnya tiba di Pintu Angin. Pada awal mulanya sosok itu pernah jatuh karena jalan yang alami penurunan untuk hindari akar. Sepedaan bila tidak jatuh itu tidak afdhol.
Dari sini, sebenarnya ada jalur mutlak berbentuk makadam yang bahkan juga bisa dilewati mobil/truk untuk menuju Situ Lembang, cuma saja tidak lebih sensasinya. Bersepeda pasti saja harus berikan petualangan lebih. Pada akhirnya sosok itu diarahkan untuk masuk Rimba Pinus di samping kanan. Benar saja, sensasinya menarik. Jalur setapak dengan panorama eksotis khas rimba, nada gemerisik angin di sela dedaunan, dan terkadang nada spesifik yang tuturnya ‘bagong‘ atau babi rimba. Belum jalurnya yang di beberapa tempat tertutupi oleh daun pinus yang gugur. Terlihat kuat namun sebenarnya gembur. Sosok itu harus waspada karena meleng sedikit sudah segera terjerumus. Treknya tidak datar, namun terkadang nanjak dan terkadang alami penurunan. Mengasyikkan dan makin meningkatkan adrenalin. Dianya pernah jatuh mencium tanah karena bannya tersangkut akar pohon. Untung tidak ada yang melihat hehehe. Bergambar sembari sepedaan sendiri ditempat ini sangat membikin hati jadi mekar berkali lipat.
Senang menyusuri rimba, sosok itu kembali menjumpai jalan paling utama. Cukup lah jarak 2-3 km didalam rimba. Selesai meniti jarak 1 km bekasnya, hinggalah dianya di Situ Lembang. Yeay! Kemenangan yang menarik! Fantastis! Jalur sejauh 12, 75 km dari Vila Merah berhasil diberakhirkan dengan saat 3 jam tidak lebih. Kecepatan rata-rata yaitu sekira 5 km/jam. Sosok itu hingga teringat pertama kalinya ke Situ Lembang dan belum ditutup untuk umum. Waktu itu th. 2007. Panorama disana mengingatkan dianya pada setting film ‘Lord of The Ring’. Seolah-olah dari dalam rimba lebat di seberang situ, bakal keluar Dinosaurus #waduh. Inilah Situ Lembang, sertaau buatan yang di buat pada zaman kolonial Belanda awal era ke-20, cocoknya pada th. 1912. Dikelilingi oleh pegunungan yang terdapat pada ketinggian 1. 567 mdpl, situ atau sertaau ini sendiri awalannya yaitu kaldera dari letusan Gunung Sunda 2-3 juta th. waktu lalu. http://cynlib.blogspot.com/